Oleh: Ahmad Syahrulloh
Siapa yang tidak tau ilmu ini? Yang tak lain merupakan salah satu pelajaran wajib dalam dunia pesantren khususnya dan para akademisi pada umumnya. Ilmu yang menjadi pengantar memahami Kalam ilahi yakni Al Qur’an dan Kalam Nabawi yakni hadits juga memahami ajaran agama Islam yang tersusun rapi dalam karya-karya ulama berkaliber.
Tidak hanya sebagai ilmu pengantar, ilmu ini juga dikenal akan fleksibilitasnya. Pertanyaannya kenapa bisa begitu? Ya. Dengan ilmu ini satu lafadz saja kita bisa membacanya dengan berbagai macam bacaan contoh yang populer adalah lafadz فصلpada lafadz ini kita bisa membaca 3 macam bacaan bisa فصلٌ،فصلً،فصلٍtidak sebatas satu lafadz saja Bahkan dalam membaca بسم الله الرحمن الرحمن ada 9 macam bacaan. Nah itulah kenapa ilmu nahwu disebut sebagai ilmu karet karena fleksibilitas nya dalam menentukan Bacaan suatu kalimat
Berbicara tentang fleksibilitas nahwu ternyata tidak terbatas pada pembahasan grammar saja namun juga pada fan lain. Bukan karena menjadi pengantar memahami ilmu lain tapi lewat qaidah-qaidah nahwu kita bisa memecahkan permasalahan yang dibahas dalam ilmu lain
Lah kok bisa? Trus kitab nahwu apa saja yang membahas hal tersebut? Yuk kita simak!
- Al kaukib ad durri
Mungkin teman teman pernah mendengar kisah seorang ulama yang ditanya masalah fiqih kemudian menjawab permasalahan tadi dengan bertendensi pada qaidah nahwu. Nah kita juga bisa melakukannya seperti beliau loh
Dalam kitab ini menyajikan masalah-masalah fiqih kemudian memecahkannya dengan metode qaidah-qaidah nahwu. Tentu dengan mempelajari kitab ini kita bisa mengembangkan ilmu nahwu kita tidak hanya pada masalah tata bahasa saja melainkan juga pada masalah fiqih.meski sebenarnya dalam hal ini kita seharusnya menggunakan Ushul fiqh dan qaidah-qaidah nya, namun disisi lain hal ini menjadi inovasi tersendiri dan kreatif dalam menyelesaikan masalah tersebut
- Al risalah Al maimuniyah
Siapa sangka selain mempelajari grammar kita juga bisa belajar tauhid
Ya, kitab Al risalah Al maimuniyah merupakan Syarah dari matan jurumiyyah sebuah kitab nahwu tingkat dasar yang dipelajari oleh para santri.
Kitab karya syekh Ali bin Maimun ini bagaikan perahu yang kita gunakan untuk mengarungi samudra tauhid yang ada pada matan jurumiyyah.dalam pembahasannya, kitab ini mengupas semua materi yang ada pada kitab jurumiyyah ditinjau dari sisi tauhid seperti pembagian Kalam dalam konteks tauhidnya, makna yang tersirat dari i’rob rofa’, dan alasan kenapa pembagian isim makrifat hanya lima, dan lain sebagainya
Dalam edisi cetakan haromain penerbit juga mencantumkan kitab tajrid karya Ibnu ujaibah yang menyarahi jurumiyyah hanya saja kitab beliau ini mengupas makna kitab jurumiyyah dengan nuansa tasawuf. Jadi semakin lengkap ilmu kita dengan mempelajari kedua duanya
Dalam percetakan lain kitab ini dikenal dengan nama nahwu qolbi karena pembahasan nya menitikberatkan pada pembahasan tentang keyakinan dan tentunya bertempat dihati
- Nahwu Al qulub
teman teman mungkin merasakan hal yang sama dalam belajar tasawuf mulai dari gaya bahasanya yang jauh berbeda dari literasi yang lain dan selalu menemukan kosakata baru yang jarang diketahui kebanyakan pelajar.namun masalah tersebut bisa teratasi dengan mempelajari kitab ini
Sama seperti karya Ibnu ujaibah kitab Nahwu Al qulub juga menerangkan materi nahwu dengan nuansa tasawuf, cuman bedanya kitab Nahwu Al qulub tidak menyarahi kitab jurumiyyah. Kitab karya ustadz Abi Qosim Abdul Karim Al qusyairi yang tak lain adalah mushonnif kitab risalatul qusyairiyah ini membahas materi nahwu yang lebih kompleks dan lengkap.mulai dari idgom, Hamzah wasol, lalu Amil yang memiliki makna yang berbeda beda dan lain sebagainya. Kitab ini cocok untuk para santri tingkat menengah dan tentunya juga menjadi wawasan tersendiri saat mempelajarinya
Nah, itu dia fakta menarik dari ilmu nahwu dan literasinya.
Lalu fakta unik apa lagi ada pada ayahnya ilmu ini?
Atau jangan-jangan dimasa yang akan datang sang Ibunda ilmu (shorrof) bisa mengatasi kecerdikan si kancil? Siapa tau juga kan. Dan seperti biasa terimakasih