Oleh: Syaidatul Farida
Sebuah mercusuar terlihat tinggi menjulang di tepi pantai, tetap terlihat tegak walau sesekali dihempas oleh kerasnya ombak. Sudut pandang yang sama terlihat dari penghuni mercusuar tersebut yakni Momo dan sang ayah yang tinggal berdua di sana. Mengarungi kehidupan berdua sekedar untuk bercerita banyak hal, memberikan beberapa pengetahuan kepada sang anak, dan tentunya beberapa kebahagiaan lain yang harus mereka bangun berdua seusai wafatnya sang ibu. Ayah Momo sendiri adalah seorang pelaut yang tentu bekerjanya sampai larut dan kembali dikala siang hari.
Ayah Momo adalah seorang ayah yang sangat sayang kepada putrinya. Walaupun sibuk dengan pekerjaannya sang ayah terkadang masih menyempatkan diri untuk menceritakan sebuah dongeng kala Momo tidak bisa tidur. Cerita yang diceritakan sang ayah saat itu adalah cerita tentang petualangannya dengan temannya Alan. Sebelum kembali melanjutkan cerita ayah momo memberitahukan kepada Momo bahwasannya dirinya dan Alan adalah seorang penjahat yang suka berburu harta karun bersama.
Pada sebuah kesempatan Ayah Momo dan Alan berburu kerang ajaib. Sesuai dengan namanya kerang ini mampu mengabulkan beberapa permintaan yang diberikan oleh siapapun yang mendapatkannya. Tentunya karena kerang ini sangat spesial maka tempatnya pula tidak berada disembarang tempat karena hanya terdapat disebuah perairan berbahaya dan tentunya terlarang. Dalam kesempatan ini Ayah Momo bernasib kurang beruntung karena belum sampai mendapatkan kerang ajaib dirinya sudah dihempas oleh monster laut yang bentuknya mirip dengan gurita raksasa. Sayangnya dongeng itu belum selesai dibacakan oleh sang ayah karena harus pergi untuk memenuhi panggilan darurat.
*****
Sebuah petaka menimpa Momo dan sang ayah pada suatu malam karena mercusuar mereka membeku dan badai ombak meruntuhkan mercusuar mereka. Momo yang tertidur tiba – tiba terbangun dan mencari sang ayah saat itu, tanpa disadari ombak malah mengobang – ambingkan tubuh Momo dan membawa Momo semakin jauh dari dekapan sang ayah. Sang ayah tidak tinggal diam dan terus berusaha untuk menggapai tubuh Momo. Sayangnya, belum sampai menggapai tubuh Momo sang ayah sudah terlebih dahulu tertangkap oleh monster gurita. Mata Momo terbuka dengan seluruh tubuh yang sudah dibasahi oleh keringat karena ternyata semalam dia bermimpi buruk.
Waktu menunjukkan sudah cukup siang, tentunya waktu dimana Ayah Momo pulang dari bekerja. Momo bergegas untuk menyambut kepulangan sang ayah, namun seusai menunggu cukup lama bukan sang ayah yang datang melainkan rekan kerjanya Yesi dengan membawakan kabar duka yang ternyata ayah Momo menghilang dan dinyatakan tewas saat bertugas. Sebelum wafat sang ayah menitipkan sebuah pesan kepada Yesi untuk disampaikan ke Momo, agar dirinya tinggal dikota bersama dengan pamannya Marko.
Tentu kabar itu membawa Momo kepada keheningan dan juga kesedihan. Tidak tahu lagi harus berbuat apa serasa dirinya sudah begitu hancur dan tak berdaya menghadapi kehidupan. Orang satu – satunya selama ini yang membuat hari – hari Momo lebih berwarna kini sudah tiada. Orang biasa membacakan dongeng saat Momo tidak bisa tidur kini sudah tidak ada. Hari – hari yang hanya akan menjadi kekosongan bagi Momo.
Namun, waktu terus berjalan dan Momo tentu tidak bisa untuk tetap tinggal sendiri disana. Ia memutuskan untuk mengikuti amanah sang ayah agar tinggal besama Paman Marko. Momopun bergegas ke Kota untuk menuju ke Paman Marko. Seorang pria yang kesehariannya memproduksi gagang pintu yang di ekspor ke berbagai daerah. Marko sendiri tinggal sendirian sebelumnya karena memang sudah tidak memiliki siapa – siapa. Tentu menjadi tugas yang tidak mudah bagi Marko karena sudah terbiasa tersendiri namun saat ini harus membesarkan seorang anak wanita. Tanpa merasa keberatan karena Momo juga sudah dianggap sebagai anak sendiri maka Marko pun memutuskan untuk memberikan kecukupan secara akademis kepada Momo. Momopun disekolahkan di sekolah didekat tempat tinggal mereka.
Bersambung.